Friday, May 4, 2018

Sejarah Jaket Bomber

Sejarah Jaket Bomber

jaket bomber
Tren jaket bomber pernah banyak  dibicarakan di Indonesia. Sebenarnya tren ini sudah lama ada, namun Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang membuat tren ini semakin besar saja.

Beliau memakainya saat berpidato tentang aksi damai yang berujung ricuh di Jakarta, 4 November lalu.

Jaket Bomber atau flight jacket, mempunyai sejarah yang panjang.

Bermula pada perang Dunia I, sebagian besar pesawat tidak memiliki kokpit tertutup sehingga pilot harus memakai sesuatu yang akan membuat mereka cukup hangat.

Pada tahun 1915 saat bertugas di Perancis dan Belgia, pilot Royal Flying Corps dari Inggris sudah mulai memakai jaket kulit panjang, dan tren pun dimulai. Tentara AS mendirikan Aviation Clothing Board pada bulan September 1917 dan mulai membagikan jaket bomber terbuat dari kulit.

Jaket yang awalnya dibuat dari kulit dan fur, dikemas lebih ringan memakai woll atau nilon anti air. Desain jaket bomber yang ada sekarang tak mungkin ada, tanpa pengaruh dari dua jaket terdahulu yaitu A-2 dan B-15.

Jacket A-2

Jacket B-15
A-2 saat itu memakai bahan kulit, kerah tinggi dan dua flap pocket bagian depan. Desain B-15 cikal bakal jaket bomber yang sekarang ada. Jaket ini kemudian mendapat sedikit modifikasi dan dikenal dengan nama jaket MA-1 yang kemudian dipakai United States Air Force tahun 1949.

Jacket MA-1
Desain jaket yang itu diganti dengan bahan polyester yang lebih ringan. MA-1 hadir dengan kantung dan slot pulpen di lengan bagian kiri yang memudahkan pilot saat itu.

Jaket bomber kembali jadi tren besar saat dipakai seorang aktor Amerika, Steve McQueen untuk film klasik The Hunter tahun 1980. Bahkan anggota kerajaan seperti Pangeran Phillipe dari Belgia memakainya saat ia dilatih menjadi pilot militer untuk Belgian Air Force tahun 1981.

Steve McQueen

Steve McQueen
Jaket bomber juga populer di kalangan skinhead dan scooterboys pada tahun 1970.

Pada tahun 1993, jaket bomber juga dipakai sebagai “national costume” dari Amerika Serikat untuk pertemuan APEC yang diadakan di Seattle, Washington.

Pada awal tahun 2000-an, jaket bomber menjadi pakaian kasual yang populer dalam fashion hip-hop. Jaket bomber juga dipakai oleh beberapa departemen kepolisian di seluruh Amerika Serikat karena desainnya yang kokoh.

Banyak pula musisi dunia menjadikan jaket ini favoritnya. Paling terkenal adalah Kanye West, yang sudah menggunakannya sejak 2013 dan kini membuatnya jadi tren yang ikonik dari dirinya. Kanye bahkan mengeluarkan edisi bomber miliknya sendiri untuk label Yeezy.

Di era sekarang ini..

Jaket bomber ini seakan bisa masuk ke berbagai kalangan, usia, maupun jenis kelamin.

Bahkan, orang bisa tampil stylish dengan menggunakanan jaket bomber ini, terutama di era fashion yang infklusif dan berani.

Sudah kah anda punya jaket bomber??

Kaos (T-Shirt): Jenis / Model dan macam-macam Kaos

merdapat berbagai macam model kaos yang selama ini dikenal, diantaranya:

Kaos Oblong, Kaos Raglan dan Kaos Kerah/Wangky (Polo Shirt).

Berdasarkan model lubang leher, kaos juga dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: crew-Neck, V-Neck, U-Neck, Y-Neck dan Turtleneck.

Secara garis besar macam-macam dan jenis-jenis kaos bisa digambarkan melalui diagram di bawah ini:
macam-macam-jenis-kaos

Artikel dibawah adalah penjelasan tentang jenis-jenis model kaos, untuk melihat contoh kaos hasil produksi dapat dilihat disini tautan ini.

Jenis paling populer dan umum adalah jenis kaos oblong dengan lubang leher O-Neck sedangkan khusus untuk pangsa pasar kaos Indonesia kaos yang paling jarang adalah jenis Turtleneck.

Namun tak sedikit juga masyarakat yang menyukai jenis-jenis kaos tertentu. Lalu apa yang dimaksud dengan O-Neck, V-Neck, U-Neck, Y-Neck dan Turtleneck itu dan bagaimana contoh kaos nya?

Berikut kami deskripsikan secara singkat tentang macam-macam jenis T-Shirt:

1. Kaos Oblong (T-Shirt)

T-Shirt pada awalnya hanya merupakan pakaian dalam yang digunakan oleh militer Inggris dan Amerika pada awal abad ke-19.

Pada awal kaos oblong ini hanya digunakan ketika udara panas atau latihan-latihan (Training) militer. Karena digunakan untuk latihan (Training) dan bentuknya yang menyerupai huruf “T” maka pakaian ini lebih dikenal dengan nama “T-Shirt”.

1.a. T-Shirt O-Neck/ crew Neck

Hampir semua orang, baik itu cowo-cewe atau tua-muda, memiliki kaos jenis ini.

Kaos dengan lubang leher O-Neck memang jenis kaos yang standar. Disebut O-Neck karena bentuk lubang lehernya yang menyerupai huruf “O”.

1.b. T-Shirt V-Neck

Kaos jenis ini disebut Kaos V-Neck karena Lubang lehernya menyerupai hiruf “V”.

Bentuk V ini terbentuk dari dua garis ribs yang bertemu di sekitar dada atas. Sudut pertemuan kedua ujung ribs itu bervariasi tergantung selera designer yang tentunya mengikuti permintaan pasar.

v-neck

1.c. T-Shirt U-Neck

Lubang leher Kaos U-Neck bisa dikatakan perpaduan antara O-Neck dan V-Neck.

u-neck

Lubang leher seperti ini tidak bisa dikatakan sebagai O-Neck karena tidak bulat dan juga buka V-Neck karena tidak ada sudut yang membentuk huruf V.

1.d. T-Shirt Y-Neck

Kaos dengan lubang leher Kaos Y-Neck mirip dengan kaos V-Neck, namun ditambah belahan kebawah sampai dada dengan dilengkapi kancing seperti pada kaos kerah/wangky (polo shirt).

Jumlah kancingnya bisa disesuaikan selera yang diinginkan.

y-neck

1.e. T-Shirt Turtleneck

Kaos leher kura-kura. Kaos jenis ini diberi nama kura-kura karena memang lubang lehernya yang panjang menyerupai leher kura-kura.

Pada dasarnya kaos turtleneck sama dengan kaos O-Neck, yang membedakan diantara keduanya adalah panjang dari ribs (bahan pinggiran lubang leher). Kaos Turtleneck mempunyai ribs yang lebih panjang.

kaos turtleneck

2. Kaos Raglan

Kaos Raglan memiliki pola yang berbeda dengan pola kaos konvensional (oblong) terutama pada sambungan tangan.

Jika Kaos Konvensional sambungan tangannya tegak lurus/diagonal dari ketiak ke pundak luar, maka jenis kaos raglan memiliki sambungan miring dari ketiak langsung ke lubang leher sehingga memiliki pola tangan yang lebih besar dari kaos konvensional.

Pada kaos raglan biasanya warna badan berbeda dengan warna lengan.
kaos-raglan

Pemberian nama dari model raglan tidak berbeda dengan pemberian nama pada kaos oblong konvensional, yaitu diambil dari bentuk lubang leher.

2.a. Kaos Raglan O-Neck

raglan o-neck

2.b. Kaos Raglan V-Neck

raglan-vneck

3. Kaos Kerah/Wangky (Polo Shirt)

Kaos Kerah / Wangky (Polo Shirt) adalah kaos yang memiliki kerah dibagian lubang lehernya.

Kaos Jenis ini biasa menggunakan kain jenis lacoste namun tetap bisa menggunakan bahan kaos yang lain.

polo-wangky

Setelah mengetahui jenis-jenis model kaos, hal yang tak kalah penting untuk kita ketahui adalah bahan kain yang akan kita gunakan untuk membuat kaos.

Bahan kain untuk membuat kaos yaitu Katun Kombet (cotton Combed), Katun Kardet (Cotton Carded), Tri-Blends, Cotton Slub, Cotton Bambu dan lain-lain.

Lacoste biasa digunakan untuk membuat Kaos Kerah/Wangky, sedangkan bahan kain yang lainnya bisa digunakan untuk kaos jenis apapun.

Masih banyak lagi jenis kaos yang ada dipasaran, namun pada umumnya jenis kaos diatas paling populer dan cukup laris penjualannya.

Untuk informasi anda, kaos yang paling dominan di miliki orang adalah kaos dengan jenis oblong atau o-neck.

Jadi kaos yang mana yang paling anda sukai dari macam-macam kaos diatas? apapun itu apabila anda berniat mencetaknya, kami bersedia membantu anda merealisasikannya

standart kualitas kaos distro

standart kualitas kaos distro


distro demak
      Ada berbagai macam kain yang bisa digunakan sebagai bahan pembuatan kaos dan tiap kain mempunyai karakteristik tersendiri.

Untuk memilih kaos dengan kualitas bagus, pertama anda harus mengetahui dulu karakteristik tiap bahan yang digunakan dalam membuat kaos, sehingga anda dapat mempertimbangkan dengan baik pilihan kaos yang akan digunakan.

Lalu apa saja jenis-jenis bahan/kain untuk kaos dan bagaimana karakteristiknya?

1. Cotton atau Katun
Berdasarkan spesifikasi benang, jenis kain Cotton/katun ini dibagi menjadi 3 macam: Cotton Combed / Cotton Carded / Cotton Bamboo



Cotton Combed
Bahan baku: serat kapas
Karakteristik: Serat benang lebih halus (soft), Hasil Rajutan dan permukaan kaos lebih merata.
Daya tahan terhadap shrinkage (susut): baik

Cotton Bamboo
Bahan baku: serat kapas
Karakteristik: Serat benang lebih halus dan jatuh (soft), Hasil Rajutan dan permukaan kaos lebih merata.
Daya tahan terhadap shrinkage (susut): baik

Cotton Carded
Bahan baku: serat kapas
Karakteristik: Serat benang kurang halus, Hasil Rajutan dan penampilan kurang rata.
Daya tahan terhadap shrinkage (susut): kurang

Karena terbuat dari serat kapas, kedua jenis Cotton ini bisa menyerap keringat

2. Teterton Cotton (TC)
Bahan baku: 35% cotton combed dan 65% teterton/polyester
Karakteristik: jika dibanding bahan Cotton, bahan/kain TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan.
Daya tahan terhadap shrinkage (susut): bagus

3. Cotton Viscose (CVC)
Bahan baku: 55% cotton combed dan 45% viscose
Karakteristik: menyerap keringat meskipun tidak sebaik TC dan jauh dibawah Cotton
Daya tahan terhadap shrinkage (susut): baik

4. Polyester dan PE
bahan baku: serat sintetis yang dibuat dari fyber poly atau bijih plastik
karakteristik: terlihat mengkilap, panas jika dipakai, tidak bisa menyerap keringat
daya tahan terhadap shrinkage (susut): bagus

Di Bandung, dikenal dua macam jenis kain combed dan carded.

Kain Combed Standar dan Kaos Combed kualitas Distro, serta kain Carded standard dan kain carded kualitas distro.

Kain combed dan carded standard kain yang biasa digunakan oleh kebanyakan produsen kaos, sedangkan kain combed dan carded kualitas distro adalah kain yang biasa dipakai oleh outlet distro yang ada di Bandung.

Kain dengan kualitas distro tentu saja lebih tinggi dibandingkan dengan kain standard karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya lebih tahan terhadap shrinkage dan warna yang lebih tahan lama luntur.

Selain bahan baku pembuatan, kain juga dibedakan bedasarkan ketebalan benangnya yang berpengaruh terhadap ketebalan kain itu sendiri.

Ketebalan benang yang biasa digunakan untuk membuat kain adalah 18s, 20s, 24s, 30s dan 40s.

Benang yang paling tebal adalah benang 18s, meskipun kain yang menggunakan benang 18s sangat jarang karena harus pesan langsung ke pabrik.

Ketebalan benang selanjutnya adalah 20s, diikuti benang 24s, lalu 30s, dan benang yang paling tipis adalah benang 40s.

Artinya, bahan yang paling nyaman untuk dibuat kaos adalah Cotton Combed 1 dengan ketebalan benang 24s.

Bahan inilah yang kami gunakan untuk membuat kaos. Meskipun bahan Cotton Combed 1 dengan benang 40s lebih mahal dibandingkan dengan bahan yang lain, kami tetap menawarkan kaos murah berkualitas yang dibuat dari kain Cotton Combed 1 40s.

Memang sih daya tahan susut (shrinkage) Combed tidak sebaik kain polyester, tapi apalah artinya awet jika agan/sista jarang memakainya karena panas dan tidak nyaman dipakai??